Serangan Udara Israel ke Iran, Lebih dari 100 Pesawat Terlibat dalam Operasi "Days of Repentance"

×

Serangan Udara Israel ke Iran, Lebih dari 100 Pesawat Terlibat dalam Operasi "Days of Repentance"

Bagikan berita
Serangan Udara Israel ke Iran, Lebih dari 100 Pesawat Terlibat dalam Operasi "Days of Repentance"
Serangan Udara Israel ke Iran, Lebih dari 100 Pesawat Terlibat dalam Operasi "Days of Repentance"

KONGKRIT.COM - Informasi terbaru terkait serangan udara Israel terhadap Iran yang terjadi pada Sabtu lalu mulai terungkap.

Dilansir dari international.sindonews.co, operasi ini melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35, dengan fokus pada situs-situs minyak dan nuklir sebagai target utama.

Sementara itu, laporan dari New York Times menunjukkan bahwa meskipun Israel memperhatikan saran sekutunya, namun lokasi serangan mengindikasikan kemampuan Israel untuk menghancurkan target yang bernilai tinggi jika ketegangan meningkat lebih lanjut.

Diketahui, operasi yang dinamakan "Days of Repentance" ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Iran dalam melancarkan serangan ke Israel, sekaligus membuat negara tersebut lebih rentan terhadap serangan udara di masa mendatang.

Operasi ini dilakukan dalam dua gelombang dan dikabarkan melibatkan lebih dari 100 jet dan pesawat nirawak.

Versi militer Iran mengklaim bahwa pesawat-pesawat Israel menyerang dari wilayah udara Irak yang dikendalikan oleh AS tanpa memasuki wilayah Iran.

Namun, laporan dari CNN menyebutkan bahwa beberapa jet tempur Israel memang memasuki wilayah udara Iran sebelum menyerang target di dekat Teheran.

Dalam langkah awal, jet-jet tempur Israel menyerang sistem pertahanan rudal di Suriah dan Irak untuk mencegah sekutu Iran menghalangi misi mereka.

Menurut laporan, sistem pertahanan rudal Iran, termasuk S-300 buatan Rusia, juga menjadi target serangan, di mana tiga sistem di sekitar Teheran dilaporkan terkena dampak.

Serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas penting, termasuk pangkalan militer Parchin dan Parand, serta infrastruktur lainnya di wilayah Khuzestan dan Ilam.

Editor : Herawati Elnur
Sumber : international.sindonews.co
Bagikan

Berita Terkait
Terkini