KONGKRIT.COM – Warga sekitar Pantai Berawa, Kuta Utara, Bali, mengeluhkan pesta kembang api yang diadakan oleh salah satu beach club setiap malam, bukan hanya saat acara tertentu.
Keluhan ini telah memicu pertemuan antara pihak desa adat dan pengelola beach club, tetapi tidak ada solusi yang dicapai.
I Wayan Kumarayasa, Kelian Adat Berawa, mengungkapkan bahwa masyarakat tidak mengizinkan pesta kembang api setiap hari, melainkan hanya pada saat acara khusus.
"Kami tidak setuju jika ini dilakukan setiap hari. Hanya saat ada event tertentu kami izinkan," katanya dikutip dari Tribunbali, pada Kamis 17 Oktober 2024.
Meskipun pihak desa tidak memberikan izin, pengelola beach club tetap melaksanakan pesta kembang api karena telah mendapatkan izin dari kepolisian.
"Kami merasa terjepit. Setiap kali kami mengajukan keluhan, mereka menunjukkan izin dari polisi, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak," tambah Kumarayasa.Kondisi ini semakin diperparah ketika kembang api diluncurkan bersamaan dengan upacara keagamaan umat Hindu.
Dalam sebuah video yang viral, terlihat umat beribadah terkejut akibat suara keras kembang api di dekat lokasi upacara.
Warga juga mengeluhkan suara musik dari beach club yang terdengar sampai ke rumah-rumah.
Kumarayasa meminta pengelola untuk menyesuaikan volume musik agar tidak mengganggu kenyamanan warga.
Editor : MH 006Sumber : Tribunbali