Sementara itu, Kepala Dinas PPKBP3A, dr. Maryeti Marwazi, memaparkan hasil yang menggembirakan terkait upaya penurunan stunting di Kabupaten Solok.
Berdasarkan survei nasional, prevalensi stunting di daerah ini berhasil ditekan dari 40,1% pada tahun 2021 menjadi 24,2% pada 2022, meskipun sedikit meningkat menjadi 25,4% pada 2023.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta seluruh OPD dan mitra BAAS, yang terus berkomitmen membantu program pemerintah," jelasnya.
Diketahui, mitra BAAS yang aktif berkolaborasi dengan Pemkab Solok yakni, PT Semen Padang, PT PLN Persero UP3 Solok, serta Baznas Kabupaten Solok.
Selain itu, program BAAS, seperti bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) khusus untuk balita stunting dan pengadaan sumber air bersih di beberapa nagari, memberikan dampak positif pada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan wisuda dan penyerahan sertifikat bebas stunting kepada 14 anak dari Nagari Labuah Panjang, Kecamatan X Koto Di Atas, yang telah mendapatkan program bantuan BAAS dari PT Semen Padang.
Ini merupakan bagian dari upaya konkrit mengurangi prevalensi stunting di Kabupaten Solok."Stunting ini adalah masalah yang harus kita cegah bersama. Dalam agama Islam, kita diajarkan untuk tidak mewariskan generasi yang lemah, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi. Ini adalah amanat agama yang harus kita laksanakan," tegas Akbar Ali.
Rapat kemudian dilanjutkan dengan sesi koordinasi teknis yang diisi oleh para mitra BAAS, di mana mereka memaparkan kontribusi dan rencana program di masa mendatang.
"Kita harus terus bekerja bersama. Dengan intervensi yang tepat dan kolaborasi semua pihak, yakinlah bahwa stunting di Kabupaten Solok bisa kita atasi bersama," tutupnya.
Editor : Herawati Elnur
