Dukung Jurnalisme Berkualitas, JMSI Siapkan Pelatihan Bersama Komite Perpres 32/2024

×

Dukung Jurnalisme Berkualitas, JMSI Siapkan Pelatihan Bersama Komite Perpres 32/2024

Bagikan berita
Dukung Jurnalisme Berkualitas, JMSI Siapkan Pelatihan Bersama Komite Perpres 32/2024
Dukung Jurnalisme Berkualitas, JMSI Siapkan Pelatihan Bersama Komite Perpres 32/2024

KONGKRIT.COM - Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) melakukan diskusi dengan Komite Pelaksana Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024, yang mengatur tanggung jawab perusahaan platform digital dalam mendukung jurnalisme berkualitas, pada Kamis, 3 Oktober 2024, di Gedung Dewan Pers, Jakarta.

Ketua Umum JMSI Teguh Santosa memimpin delegasi JMSI yang terdiri dari Ketua Bidang Sekretariat Ari Rahman, Plt Ketua JMSI Jakarta Wayan Sudane, Ketua JMSI Banten Wahyu Hariyadi, dan Sekretaris JMSI Banten Rizki Suhaedi.

Sementara itu, Ketua Komite Perpres 32/2024, Suprapto Sastro Atmojo, hadir bersama empat anggotanya yakni, Alexander Carolus Suban, Herik Kurniawan, Damar Juniarto, dan Guntur Syahputra Saragih.

Dalam pertemuan tersebut, JMSI memaparkan peran organisasinya sebagai asosiasi perusahaan pers yang telah menjadi konstituen Dewan Pers sejak Januari 2022.

Hingga kini, JMSI telah memiliki cabang di 30 provinsi dan lebih dari 450 anggota perusahaan pers.

Teguh Santosa menjelaskan bahwa JMSI menerapkan sistem rating internal bagi anggotanya, yang dikelompokkan dalam empat kategori berbintang.

Bintang satu untuk perusahaan pers yang baru memiliki dokumen legal, bintang dua untuk yang telah terdaftar di Dewan Pers, sementara bintang tiga dan empat diberikan kepada perusahaan yang telah terverifikasi secara administrasi dan faktual oleh Dewan Pers.

"Keberlanjutan perusahaan media sangat berkaitan erat dengan jurnalisme berkualitas. Media yang mampu bertahan dalam persaingan memiliki kesempatan lebih besar untuk terus meningkatkan kualitas karya jurnalistik mereka," ungkap Teguh.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan pers dalam model bisnis tradisional, yang masih bergantung pada kerjasama dengan pemerintah daerah. Ketergantungan ini, menurutnya, tidak selalu baik dari sisi bisnis maupun jurnalisme.

Teguh menambahkan bahwa masih ada kesalahpahaman mengenai viralitas berita, di mana banyak yang berpikir bahwa judul-judul dramatis dan sensasional lebih penting daripada kualitas konten jurnalistik secara keseluruhan.

Editor : Herawati Elnur
Bagikan

Berita Terkait
Terkini