Sean Diddy Combs Ditangkap: Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Perempuan Mengemuka

×

Sean Diddy Combs Ditangkap: Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Perempuan Mengemuka

Bagikan berita
Sean Diddy Combs Ditangkap Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Perempuan Mengemuka
Sean Diddy Combs Ditangkap Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Perempuan Mengemuka

KONGKRIT.COM - Kasus hukum yang menjerat Sean Diddy Combs, atau PDD, semakin berkembang setelah lebih dari 100 gugatan terkait kekerasan seksual dan perdagangan manusia diajukan terhadapnya hingga awal Oktober 2024.

Dari ratusan gugatan tersebut, sekitar 60 penggugat adalah laki-laki, sementara puluhan lainnya adalah perempuan, termasuk anak di bawah umur.

Pengacara Tony Busby yang mewakili para penggugat di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa sejumlah kasus tersebut melibatkan dugaan eksploitasi seksual, tindakan kekerasan, serta upaya menghalangi proses peradilan.

PDD pertama kali dituduh oleh mantan kekasihnya, penyanyi dan model Cassandra Ventura, yang lebih dikenal sebagai Casey. Dalam gugatan yang diajukan pada November 2023, Casey menuduh PDD melakukan kekerasan fisik dan emosional selama hubungan mereka yang berlangsung satu dekade.

Dalam gugatannya, Casey menjelaskan kekerasan yang dialaminya, termasuk pemukulan yang menyebabkan luka fisik seperti memar dan lebam di wajah.

Salah satu aspek yang paling mengejutkan dalam kasus ini adalah pesta freak off, yang digambarkan sebagai perayaan liar yang digelar PDD.

Pesta ini, yang sering kali berlangsung selama beberapa hari, diduga melibatkan penggunaan narkoba dan paksaan bagi perempuan untuk terlibat dalam aktivitas seksual, yang kemudian direkam oleh PDD untuk kepentingan pribadi.

Informasi terkait pesta tersebut terungkap saat PDD ditangkap pada 16 September 2024 di Manhattan, sehari setelahnya, ia tampil di pengadilan New York.

Bukti terkait freak off mulai terkumpul setelah agen dari Homeland Security Investigation menyita barang bukti dari rumah PDD di Miami dan Los Angeles pada Maret 2024.

Dalam pengadilan, jaksa menyebut PDD menggunakan rekaman aktivitas seksual dari pesta-pesta tersebut sebagai alat pemerasan terhadap para korbannya, memaksa mereka untuk tetap bungkam.

Editor : MH 006
Sumber : BBC News Indonesia
Bagikan

Berita Terkait
Terkini