Andre juga menambahkan bahwa penggunaan material dari sekitar lokasi proyek dilakukan karena adanya hambatan dari masyarakat.
"Terkait penggunaan material sempat ada masalah dengan masyarakat setempat, makanya material timbunan pilihan diambil dari lokasi sekitar," ujarnya.
Jawaban PPTK nampaknya bertolak belakang dengan fakta yang terlihat dilapangan, agregat timbunan pilihan bercampur batu mangga masih jelas terlihat kendati sudah dilakukan pemadatan. Tes tes Propoling, Sandcone, dan Pidtes yang dilakukan hanya uji kepadatan dan ketebalan, bukan uji kesesuaian agregrat material timbunan pilihan apakah sudah sesuai spek atau tidak.
Penggunaan agregat timbunan pilihan yang bercampur batu mangga juga diperkuat oleh pengakuan masyarakat sekitar ketika ditemui Kongkrit.com 22 Agustus 2024 lokasi proyek.
"Bagian dasar menggunakan pasir bercampur Batu Mangga, yang batu agak besar yang tidak bisa tergiling dengan mesin disisihkan ke pinggir, baru di hampar dengan split," sebut salah seorang warga disana yang minta namanya di rahasiakan.
Hasil Klarifikasi dengan Pihak TambangSebelumnya, pada tanggal 22 Agustus 2024, Kongkrit.com bersama tim menelusuri sumber material yang dipakai untuk timbunan pilihan yang digunakan oleh PT. Aura Mandiri Sejahtera.
Menurut Ajo Laweh pemilik lahan tambang CV. Sarana Patamuan ketika ditemui dilokasi tambang Bukik Gadang juga mengakui sumber material bersumber dari quarynya.
"Memang material yang dipakai PT. Aura berasal dari sini (Quary CV.Sarana Patamuan), sudah 36 truk kita drop kesana. Dino yang langsung ke sini membeli material, tapi sumbernya bukan dari kita saja, dari tambang sebelah juga ada," kata Ajo Laweh.
Ketika ditanya material mana yang didrop kelokasi proyek, Ajo Laweh mengakui material kerikil berpasir dan bercampur batu mangga yang digunakan.
Editor : HN. Arya Rajo Sampono