Desa Wisata Alahan Panjang Masuk 50 Besar ADWI 2024, Tim Penilai Lakukan Visitasi dan Tinjau Potensi Lokal

×

Desa Wisata Alahan Panjang Masuk 50 Besar ADWI 2024, Tim Penilai Lakukan Visitasi dan Tinjau Potensi Lokal

Bagikan berita
Desa Wisata Alahan Panjang Masuk 50 Besar ADWI 2024, Tim Penilai Lakukan Visitasi dan Tinjau Potensi Lokal
Desa Wisata Alahan Panjang Masuk 50 Besar ADWI 2024, Tim Penilai Lakukan Visitasi dan Tinjau Potensi Lokal

Selain mengandalkan keindahan alam, desa ini juga menawarkan wisata buatan seperti Balai Sawah Tangah, sebuah pasar wisata dengan tema kearifan lokal yang terletak di pinggir Danau Diateh, tepatnya di Jorong Usak, Nagari Alahan Panjang.

"Pasar ini memiliki ciri khas pakaian tradisional yang dikenakan oleh para pedagang, yang kami sebut 'baju saisuak'. Selain itu, pengunjung hanya bisa berbelanja dengan koin khusus yang bisa ditukar dengan uang tunai atau menggunakan metode pembayaran digital seperti QRIS di gerbang masuk," tambah Vega.

Vega juga menjelaskan bahwa desa ini aktif dalam menjaga kelestarian seni dan budaya lokal melalui kolaborasi antara Niniak Mamak, Bundo Kanduang, dan generasi muda di Alahan Panjang.

"Selain masakan tradisional, kami juga memiliki kuliner khas yaitu lamang hitam, satu-satunya di Indonesia, serta pengrajin kayu yang hasil karyanya dapat dilihat pada bangunan dan villa di desa ini," jelasnya.

Dalam bidang fashion, Vega mengungkapkan bahwa desa ini tengah mengembangkan Batik Motif Lado Kambuik, yang terinspirasi dari cabai asli Alahan Panjang dengan pewarna alami dari buah terong pirus.

"Kami sudah mendapatkan hak paten untuk motif ini dari Kemenkumham, dan saat ini sedang dalam proses pengurusan pewarnaannya," lanjutnya.

Desa wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti guest house, homestay, villa, hingga hotel.

"Pengunjung tidak perlu khawatir tentang sanitasi, karena kami telah menyediakan fasilitas toilet di sepanjang desa wisata," tambah Vega.

Vega juga memperkenalkan maskot unik desa ini, yaitu seekor naga yang disebut "Nagote" (Naga Danau Diateh), yang diangkat dari legenda lokal tentang terbentuknya Danau Kembar.

"Menurut cerita, naga ini mati dan membentuk dua buah danau yang dikenal sebagai Danau Kembar," tutupnya.

Editor : Herawati Elnur
Bagikan

Berita Terkait
Terkini