Terkait kegiatan eskul, Kepsek mengakui pihak sekolah ada melaksanakan kegiatan eskul, pembiayaannya diambil dari uang komite. "Biaya eskul yang tidak bisa ditampung dari dana bos diambil dari dana komite," tutur Kepsek.
Kepsek juga membenarkan adanya penjualan LKS pada tahun 2023 lalu, karena penjualan LKS dilarang, pihaknya mengaku telah merapatkan dengan semua guru agar tidak menjual LKS kepada siswa.
"Tahun 2023 memang kita temukan ada penjualan LKS kepada siswa, namun setelah kita rapatkan bersama semua guru, telah ada kesepakatan, kalau guru masih menjual LKS nanti resikonyo tanggung sendiri. Jadi tidak ada lagi penjualan LKS kepada siswa," katanya.
Namun ketika Kongkrit.com menyampaikan masih ada penjualan LKS kepada siswa kelas XI tahun 2024 ini, Kepsek mengaku tidak mengetahui.
"Kita tidak tahu kalau masih ada yang menjual LKS kepada siswa, Kita akan telusuri informasi tersebut, semua sudah kita rapatkan, tidak boleh lagi ada penjualan LKS kepada siswa," tegasnya.Ditanya soal adanya dugaan murid terindikasi fiktif, dibantah oleh Kepsek. "Soal jumlah siswa sebanyak 739 berdasarkan data dari pusat itu benar, itu dulu sebelum saya jadi Kepsek disini, setelah kita inventarisasi kembali, banyak anak yang pindah sekolah dan berhenti gara - gara tawuran. Namun kita sudah teliti kembali jumlah ril nya sebanyak 694 orang, dan bulan agustus ini kita laporkan ke pusat. Dan kita menerima dana bos sesuai dengan jumlah siswa," jelasnya.
Diketahui, jumlah murid disetiap sekolah saling berkaitan dengan jumlah dana bos yang diterima.Nah apakah jumlah dana bos yang diterima sudah sesuai dengan jumlah murid yang ada? Dan bagaimanakah penggunaannya? Tentunya pihak Inspektorat Provinsi sudah bisa menelusuri informasi tersebut.
Editor : HN. Arya Rajo Sampono