SMAN 2 Koto XI Tarusan Diterpa Isu Miring, Begini Penjelasan Kepsek

×

SMAN 2 Koto XI Tarusan Diterpa Isu Miring, Begini Penjelasan Kepsek

Bagikan berita
SMAN 2 Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
SMAN 2 Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

KONGKRIT.COM - SMAN 2 Koto XI Tarusan beralamat di Jalan Rimbo Gajah No. 03 Barung-Barung Balantai Kec. Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat diterpa isu miring terkait dana BOS, PIP dan Pembelian Lembar Kerja Siswa (LKS) dan jumlah siswa yang diduga mengelembung.

Berdasarkan telusuran Kongkrit.com bersama tim, Intan (nama samaran) yang salah seorang pelajar di SMAN 2 XI Koto Tarusan mengungkapkan bahwa dirinya waktu kelas X disuruh membeli semua LKS sesuai mata pelajaran.

"Waktu kelas X (tahun 2023) semua siswa disuruh beli LKS oleh guru masing - masing mata pelajaran. Jumlah LKS lebih dari 10 buah dengan harga per LKS 15 ribu.Pada kelas XI (tahun 2024) masih disuruh beli LKS oleh guru, sampai saat ini baru 2 LKS disuruh beli," ungkapnya.

Tak hanya itu, Intan bersama teman sekelasnya Bunga (nama samaran) juga mengakui pengambilan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Bank dilakukan oleh pihak sekolah.

"Dana PIP juga diambilkan oleh pihak sekolah, setiap siswa penerima PIP mempunyai rekening masing - masing, namun rekening tersebut dipegang sama pihak sekolah, dan kami hanya menerima uang PIP secara tunai setelah dipotong uang Komite Rp.120 ribu untuk 3 bulan dan sumbangan untuk mushalla sebesar Rp.40 ribu per orang," sebutnya.

Selain itu, Intan dan Bunga ketika ditanya soal kegiatan Estrakurikuler (Eskul) di sekolah juga mengakui tidak pernah mengikuti. "Selama sekolah disini Saya tidak pernah mengikuti Eskul, baik pramuka, drumband maupun lainnya," jelas kedua peserta didik tersebut.

Sementara itu, Kepala SMAN 2 XI Koto Tarusan Ezirita Zubir yang dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kamis (15/8/2024) diruang kerjanya mengakui pengambilan dana PIP dilakukan oleh pihak sekolah.

"Memang dana PIP kita yang ambilkan secara tunai dan tetap ada laporannya di buku rekening, karena kalau anak - anak yang langsung ambil nanti terganggu pelajarannya, karena Bank BNI hanya ada di Painan. Dan setelah kita ambil, kita bagikan kepada anak penerima PIP ," ujarnya.

Ketika ditanya soal pemotongan dana PIP untuk Komite dan potongan untuk sumbangan mushalla, Kepsek yang didampingi waka sarpras terkesan mengakui.

"Kami bagikan dana PIP utuh kepada siswa secara tunai, namun Kami ingatkan kepada siswa agar membayar uang komite kalau memang belum di bayar, dan uang 40 ribu untuk mushalla itu, bukan sepenuhnya untuk mushalla, namun juga untuk biaya transportasi pengurusan ke bank. Saat ini penerima PIP sebanyak 174 orang," Timpal Nanda Damaiyati Waka Sarpras yang diamini kepala sekolah.

Editor : HN. Arya Rajo Sampono
Bagikan

Berita Terkait
Terkini