KONGKRIT.COM - Seorang pria lanjut usia bernama Khatib Ridwan, yang akrab disapa Tik Wan, berbagi sebuah pengalaman yang mengesankan dari tahun 1970-an.
Dalam wawancaranya dengan awak media Kongkrit.com di Jorong Bukit Gombak, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu, 10 Agustus 2024, Tik Wan mengenang sosok pedagang ternak yang memiliki karakter berbeda dari kebanyakan pedagang lainnya.
"Seumur hidup saya, belum pernah saya bertemu dengan orang seperti dia," ujar Tik Wan, merujuk pada Haji Muin, seorang pedagang ternak asal Lintau, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Tik Wan menceritakan bahwa mereka sering bertemu di Pasar Ternak Kumanis, Kecamatan Sumpur Kudus, dan Pasar Ternak Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Salah satu hal yang paling diingat oleh Tik Wan tentang Haji Muin adalah kebiasaannya berhenti berdagang selama bulan Ramadan.
Lima belas hari sebelum bulan suci tersebut, Haji Muin akan meminta para pelanggannya yang berhutang untuk segera melunasi hutangnya.Namun, ketika bulan Ramadan tiba, Haji Muin menolak menerima pembayaran hutang.
"Kalau sudah masuk bulan Ramadan, dia tidak mau lagi menerima pembayaran. Jika ada yang masih ingin membayar, dia akan berkata, 'Langsung saja bayar kepada Tuhan'," kenang Tik Wan.
Tik Wan juga mengingat satu peristiwa yang terjadi pada tahun 1976 ketika ayahnya, Malin Jonioh, mengalami kebangkrutan dalam usaha jual beli ternak.
Saat itu, ayahnya memiliki hutang kepada Haji Muin, yang membuatnya enggan lagi datang ke pasar. Namun, Tik Wan tetap pergi ke pasar seperti biasa.
Editor : Herawati Elnur