KONGKRIT.COM - Program Rumah Burung Hantu (RUBUHA) di Nagari Palangki, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, terbukti berhasil dalam mengendalikan hama tikus.
Namun, meski program ini sukses, banyak petani di Nagari Padang Laweh masih enggan turun ke sawah pada musim tanam padi tahun ini.
Zulkarnaini, seorang petani dari Padang Laweh, menyebutkan bahwa hanya sekitar 20% petani yang memulai musim tanam.
Meskipun upacara Berkaul sudah dilaksanakan pada 26 Juni 2024 lalu, namun sebagian besar petani tetap ragu untuk memulai tanam padi.
"Ada tiga faktor yang membuat petani enggan turun ke sawah," ungkap Zulkarnaini kepada tim Kongkrit.com pada Jumat, 9 Agustus 2024.
"Pertama, sebagian petani trauma dengan kegagalan panen tahun lalu. Kedua, sawah yang akan digarap masih banyak dipenuhi hama kepinding. Ketiga, sawah-sawah kami umumnya kekurangan air, bahkan beberapa sudah retak karena kekeringan," tambahnya.Sementara itu Marianto, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat, menyarankan agar petani tidak ragu memulai tanam padi, terutama bagi mereka yang sawahnya memiliki cukup air.
"Kami telah menyampaikan kepada petani untuk mengamati tanaman mereka. Jika ditemukan 10 ekor wereng coklat dalam satu rumpun padi, maka tanaman harus segera disemprot dengan insektisida. Selain itu, untuk mengatasi hama tikus, kami menyarankan agar semak-semak di sekitar sawah dibersihkan dan dibakar agar tidak menjadi sarang tikus," jelas Marianto.
Ia juga menambahkan bahwa program RUBUHA, yang memanfaatkan burung hantu sebagai pemangsa alami tikus, sudah berhasil di Nagari Palangki.
Namun, di beberapa tempat lain seperti Nagari Tanjung dan Palaluar, program ini masih dalam tahap awal dan belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Editor : Herawati Elnur