"Peran guru sangat penting dalam mengatasi kekerasan ini, sehingga di sini para guru akan dibimbing oleh narasumber tentang bagaimana mengatasi kekerasan terhadap anak di lingkungan masing-masing," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa pada tahun 2045 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi, sehingga persiapan anak didik yang bebas dari kekerasan sangat penting untuk masa depan yang cemerlang.
"Dengan adanya sosialisasi ini, kita semua berharap agar para guru dapat mengambil peran dalam mengantisipasi kekerasan terhadap anak dan perempuan khususnya di lingkungan sekolah dan sekitar," ucapnya.
Senada dengan Syafruddin, Ny. Emiko Epyardi Asda, dalam penyampaian materinya, juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap anak.
"Anak adalah anugerah yang berhak dilindungi dan didampingi dalam keadaan apapun. Kita wajib memberikan yang terbaik kepada anak-anak agar mereka menjadi generasi yang hebat dan cerdas," ujarnya.
Menurutnya, terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya kekerasan terhadap anak yakni, faktor ekonomi yang tidak stabil, kegagalan rumah tangga (broken home), dan kurangnya kesiapan pasangan saat menikah.Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa tanggung jawab terhadap anak adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
Dengan diadakannya sosialisasi ini, ia berharap para peserta dapat membagikan ilmunya kepada masyarakat luas, sehingga dapat mengurangi dan menghindari segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Solok.
Editor : Herawati Elnur