KONGKRIT.COM - Seorang nenek, Kamina (78) hidup sebatang kara ditinggal suaminya, 40 tahun yang lalu, dan suaminya kawin lagi.
Mina panggilan akrabnya punya seorang putra, Herman namanya, namun Anak satu-satunya itu pun meninggal di usia 50 tahun setahun yang lalu.
Hari ini Rabu, 24 Juni 2024 sekitar pukul 10:00 WIB awak media Kongkrit.com menyaksikan Mina sedang menarik kaleng cat besar di Jorong Timbulun Patah, Nagari Tanjung Gadang, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
Didalam Kaleng cat isi 25 kg, Nenek Mina meletakkan 2 diregen isi 5 kg berisi air. Kemudian dia menariknya dari sebuah Mushalla sampai ke rumahnya sejauh - 200 meter. Tampak dia sedang melakukan pekerjaan yang berat.
Napasnya tersengal-sengal. Ada 5 kali dia berhenti sebelum sampai ke rumahnya. Sekonyong-konyong awak media Kongkrit.com mendekatinya dan bertanya.
"Mampukah Amai mengangkat sampai ke rumah?". "Tergantung hati. Kalau hati mengatakan bisa, ya bisa. Kalau hati berkata tidak bisa, ya tidak bisa", jawab Mina yang sering dipanggil Amai di Desa itu.
"Untuk apa air itu?". "Untuk minum, untuk memasak, untuk berudhuk, untuk mencuci piring untuk mandi dan lain-lain ", jawab Nenek Mina sambil menghapus keringat di dahinya.Seorang tetangganya, Syamsuardi menceritakan bahwa Amai ini, dulunya lama merantau di Batam. Tahun 2000 Amai Mina dirawat di sebuah Rumah Sakit. Waktu itu dia hanya bisa berbaring. Tidak bisa duduk tidak bisa berdiri apa lagi berjalan.
Dokter juga telah menganjurkan agar dirujuk ke Singapore untuk menjalani operasi kepala. Dokter memvonis Kamina terkena kanker otak.
"Saya lihat dia punya semangat sangat tinggi untuk sehat. Dia berlatih kuat setiap hari. Kata dokter tidak dihiraukannya. Akhirnya dia sehat seperti sekarang ini ", ujar Syamsuardi yang pernah tinggal di rumah Mina di Batam.
Editor : Herawati Elnur