Konsepsi pembangunan berkelanjutan muncul karena adanya tarik-menarik kepentingan di antara pelaksana pembangunan.
Maka, diperlukan kesamaan komitmen untuk mencapai tujuan tersebut.
"Diperlukan komitmen yang konsisten terhadap aspek lingkungan dalam setiap kegiatan pembangunan, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun sektor usaha. Kerja sama yang harmonis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat merupakan pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan," jelas bupati.
Selain itu, Suhatri Bur juga menambahkan bahwa kerusakan lingkungan sering disebabkan oleh tekanan ekonomi, kurangnya pengetahuan, dan kebiasaan sosial tertentu.
Beberapa masyarakat, terpaksa melakukan perusakan lingkungan yang disebabkan adanya tekanan ekonomi.
Selain itu, kurangnya keterampilan dan pendidikan juga berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan."Kerusakan lingkungan juga dapat disebabkan oleh rendahnya komitmen moral dan kepedulian sosial, yang hanya berorientasi pada keuntungan sesaat tanpa memperhitungkan aspek ekologis," ujar bupati.
Untuk itu, bupati menegaskan pentingnya strategi kebijakan yang mendukung pekerjaan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi harus memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan untuk menghindari kerusakan dan pencemaran.
"Peningkatan pengetahuan dan kesadaran semua pihak, baik aparatur, masyarakat, maupun pelaku usaha, sangat penting untuk pengendalian dan perbaikan kualitas lingkungan," tambah bupati.
Editor : Herawati Elnur