KONGKRIT.COM - Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, Dinas Kesehatan Kota Solok aktif terlibat dalam penilaian kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2023 di Aula Bappeda Provinsi Sumatera Barat, Padang, pada Rabu 5 Juni 2024.
Kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi Kota Solok untuk mengevaluasi kinerja dan inovasi yang telah diterapkan dalam menangani stunting.
Menurut Dr. Ns. Elvi Rosanti, S.Kep, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok, meskipun terjadi penurunan signifikan pada tahun-tahun sebelumnya, angka stunting di Kota Solok mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2023.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan populasi masyarakat akibat program jaminan kesehatan gratis dari Pemko Solok, yang menarik banyak pendatang baru.
"Pada tahun 2021 lalu, angka stunting di Kota Solok mengalami penurunan sebanyak 8,43%, kemudian di tahun 2022 sebanyak 6,62%. Namun pada tahun 2023, angka stunting mengalami kenaikan sebesar 7,27%," ungkapnya.
"Kenaikan ini terjadi akibat meningkatnya jumlah populasi masyarakat di Kota Solok karena adanya program jaminan kesehatan gratis yang digagas oleh Pemko Solok, sehingga banyak yang berpindah domisili ke Kota Solok," tambahnya.
Meskipun demikian, Kota Solok berhasil menempati peringkat tiga terendah di Provinsi Sumatera Barat menurut hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, dengan prevalensi stunting sebesar 16,3%.Elvi Rosanti juga menjelaskan strategi dan inovasi yang telah dilakukan Kota Solok untuk mempercepat penurunan stunting, termasuk program-program seperti PUTRI TAMIA (Remaja Putri Tanpa Anemia), Wali Bumil Cantik (Kawal dan Lindungi Ibu Hamil Guna Cegah Stunting Secara Spesifik), dan Kartu Pelangi.
Dalam penutupan presentasinya, Elvi Rosanti menyampaikan apresiasi kepada tim penilai dan panelis atas masukan yang diberikan.
Ia berharap agar Kota Solok terus meningkatkan kinerjanya dalam menangani stunting sehingga dapat mencapai target penurunan yang diharapkan.
Editor : Herawati Elnur
