KONGKRIT.COM - Peristiwa tragis di kota Rafah, yang terletak di selatan Gaza, telah menjadi sorotan utama di media sosial.
Sejak Minggu, 26 Mei 2024, kota tersebut diserang secara brutal oleh pasukan Israel, meninggalkan lebih dari 1,4 juta warga sipil Palestina yang mencari perlindungan di sana dalam keadaan terancam.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, Israel meluncurkan serangan menggunakan tujuh bom seberat 900 kg dan rudal ke lokasi pengungsian di Tel Al Sultan, sebelah utara Rafah.
Dampaknya sangat mengerikan, dengan 45 orang tewas, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia.
Beberapa korban meninggal karena ledakan bom, sementara yang lainnya terbakar hidup-hidup di dalam tenda pengungsian.
Meskipun pasukan Israel berusaha untuk menghindari menargetkan warga sipil, kerugian besar tetap terjadi.Perdana Menteri Israel, Netanyahu, menyebut serangan tersebut sebagai kesalahan tragis.
Tanggapan internasional terhadap kejadian ini sangat keras.
Dewan Keamanan PBB berencana untuk menggelar pertemuan darurat, sementara beberapa negara Barat telah mengutuk serangan tersebut dan mendesak untuk adanya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Namun, Amerika Serikat telah memveto setiap usulan Dewan Keamanan PBB yang berhubungan dengan Israel.
Editor : FiyumeSumber : kompas.com