Bagi Epyardi, HMI dan KAHMI bukanlah himpunan yang asing baginya. Saat kuliah pelayaran di Semarang, ia diangkat menjadi ketua organisasi Islam di kampusnya.
"Jadi, organisasi Islam di kampus bukanlah hal yang asing bagi saya. Mungkin karena saya di kampus juga keras dan tegas. Tentu, saya juga harus menunjukkan bahwa saya bisa memimpin dan membawa nama organisasi dengan baik," ujar Epyardi.
Epyardi juga mengungkapkan bahwa KAHMI dan HMI memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek.
Pemikiran kritis dari anggotanya sangat diperlukan dalam memberikan masukan kepada siapa pun, termasuk kepada para pemimpin dan kepala daerah.
"Pemikiran kritis ini perlu dalam memberikan masukan kepada siapa pun, termasuk kepada pemimpin dan kepala daerah. Dan teman-teman KAHMI juga banyak yang terjun di dunia politik, pengusaha, dan lainnya. Saya berterima kasih kepada KAHMI Sumbar dan adik-adik HMI yang mau berdiskusi dengan saya sehingga semua kita tahu bagaimana gaya kepemimpinan saya, yaitu apa adanya," ucap Epyardi.Sebagai penghargaan atas kontribusinya, Epyardi dinobatkan sebagai Sohibul KAHMI. Koordinator Presidium KAHMI Sumbar, Dedi Rahmanto Putra, mengatakan bahwa Epyardi adalah orang pertama di keluarga KAHMI yang menerima gelar tersebut.
“Sohibul artinya adalah sahabat, dan di KAHMI sahabat yang dimuliakan menjadi sahabat yang mulia. Kalau sudah jadi sahabat, saling kunjung mengunjungi. Kalau bahasa anak gen Z sekarang itu bestie,” ujarnya.
Editor : Herawati Elnur