KONGKRIT.COM -Dalam catatan sejarah iklim global, tahun 2023 akan dikenang sebagai tahun terpanas sejak dimulainya pencatatan suhu pada tahun 1850.
Menurut laporan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S), yang diadakan oleh Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa atas nama Komisi Eropa, suhu rata-rata global pada tahun tersebut mencapai 14,98 derajat Celsius.
Ini melampaui angka tahunan tertinggi sebelumnya pada tahun 2016 sebesar 0,17 derajat Celsius.
Fenomena Pemanasan Global yang Mencengangkan
Tahun 2023 tidak hanya mencatat suhu rata-rata yang lebih tinggi; ini juga menjadi tahun pertama dengan semua hari di atas 1 derajat Celsius lebih hangat daripada periode pra-industri.
Menurut Samantha Burgess, Wakil Direktur C3S, suhu selama 2023 kemungkinan melebihi periode mana pun setidaknya dalam 100.000 tahun terakhir.
Dua hari pada bulan November bahkan mencatat peningkatan suhu lebih dari 2 derajat Celsius.Peningkatan Kejadian Ekstrem di Seluruh Dunia
Tidak hanya pemanasan global, namun 2023 juga menyaksikan sejumlah besar peristiwa ekstrem di seluruh dunia.
Gelombang panas, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan terjadi dengan frekuensi yang meningkat.
Ekspektasi emisi karbon dari kebakaran hutan global pada tahun tersebut diperkirakan meningkat sekitar 30 persen.
Konsekuensi dan Tantangan Masa Depan
Situasi ini tidak hanya mengkhawatirkan para ilmuwan iklim, tetapi juga memiliki konsekuensi mendalam bagi Perjanjian Paris dan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Editor : FiyumeSumber : goodnewsfromindonesia.id
