Mereka tidak tahu bagaimana cara memasukkan topping ke dalam cilok karena tidak ada lubang di tengahnya.
Meskipun pada awalnya bakso aci dianggap sepele oleh orang Belanda, masyarakat Sunda terus menyajikannya sebagai alternatif makanan berat, baik sebagai lauk untuk nasi maupun sebagai hidangan utama.
Seiring berjalannya waktu, bakso aci mulai menyebar dan menjadi salah satu makanan favorit di tanah Sunda.
Dari Tradisional ke Modern
Pada era 2000-an, bakso aci mengalami transformasi signifikan.
Banyak pedagang mulai menjualnya dengan berbagai variasi, termasuk berbagai topping seperti abon, sinti, daging cincang, tulang lunak, dan mercon.
Hal ini membuat bakso aci semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat.
Menurut Tri Priyanto, peningkatan permintaan terhadap bakso aci juga dipengaruhi oleh peran media sosial dan promosi antar teman.Melalui media sosial, informasi tentang kelezatan bakso aci tersebar luas, menarik perhatian konsumen yang penasaran untuk mencobanya.
Dari Zaman Belanda hingga Kini: Kelezatan Bakso Aci Tak Terkalahkan
Sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini, bakso aci tetap menjadi salah satu kuliner yang disukai oleh masyarakat Indonesia.
Citarasa kenyal dan lezatnya, bersama dengan sejarahnya yang kaya, membuat bakso aci tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan kuliner yang patut dijaga dan dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Editor : FiyumeSumber : goodnewsfromindonesia.id