KONGKRIT.COM -Betawi, sebutan bagi penduduk asli DKI Jakarta, menyimpan kisah panjang akulturasi budaya.
Jakarta, sebelum menjadi kawasan metropolitan, telah menjadi tempat lahirnya suku Betawi pada abad ke-17.
Di tengah kemajemukan ini, kuliner Betawi juga tidak luput dari pengaruh berbagai etnis, seperti Arab, Belanda, Portugis, dan Tiongkok.
Salah satu sajian khas yang mencerminkan akulturasi ini adalah Gado-gado Betawi.
Akulturasi Budaya di Dalam Gado-gado Betawi
Gado-gado Betawi, salah satu makanan ikonik yang mendapat pengaruh kuat dari budaya Tionghoa, menunjukkan kekayaan hasil perpaduan dua budaya yang berbeda.
Pengaruh Tiongkok dalam cara memasak, bahan-bahan, dan cita rasa dapat terasa dalam setiap sendokannya.Gado-gado, sejak dulu, telah menjadi bagian dari warisan kuliner Tionghoa yang tinggal di Batavia.
Meskipun tidak ada catatan sejarah pasti mengenai asal-usul Gado-gado Betawi, perkiraan menyebutkan bahwa makanan ini masuk ke Indonesia pada abad ke-19, membawa pengaruh kuat dari budaya Tionghoa.
Ciri khas gado-gado, didominasi oleh sayuran dengan bahan-bahan seadanya, mengingatkan pada hidangan Tionghoa seperti capcai.
Asal-usul Gado-gado Betawi: Antara Mitos dan Fakta
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Gado-gado pertama kali ditemukan di Kampung Tugu, tempat tinggal orang keturunan Portugis.
Editor : FiyumeSumber : goodnewsfromindonesia.id