Pariaman, Kongkrit.com—Akhir-akhir ini, suhu di sejumlah daerah di Indonesia terasa sangat terik, begitupun Kota Pariaman, sedang dilanda kondisi cuaca panas terik, dimana di siang hari, mencapai suhu 27-30 derajat celsius.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Syahrul mengatakan, bahwa mengingat kondisi suhu udara yang tinggi, pihaknya menyarankan agar masyarakat banyak mengkonsumsi cairan agar terhindar dari dehidrasi.
“Masyarakat perlu meningkatkan asupan cairan, perbanyak minum air putih, kurangi kegiatan diluar rumah, selain itu, tetap mewaspadai kondisi anomali cuaca, dimana perubahan kondisi cuaca secara signifikan masih dapat terjadi,” ujarnya ketika dimintai keterangan via telpon.
Syahrul juga menghimbau, agar masyarakat dapat melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) terutama tidak merokok.
“Kalau ada gejala demam akibat panas ini, agar segera berobat, saat ini, kami di Dinas Kesehatan Kota Pariaman, belum ada masyarakat yang datang terkena dehidrasi, dan kami sudah himbau kepada 7 Puskesmas, 1 Rumah Sakit, 3 Rumah Sakit Swasta, untuk siap selalu dalam menghadapi situasi apapun,” ucapnya.
“Biasakan juga untuk mengkonsumsi buah yang banyak mengandung air, istirahat yang cukup, kalau perlu gunakan masker, jaket atau payung bila keluar ruangan, memakai krim atau sunscreen bila perlu, dan kalau tidak ada keperluan, kurangi keluar ruangan disiang hari,” tutupnya.
Kondisi cuaca panas ini telah berlangsung dalam Seminggu belakangan dan diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Hal itu dapat dilihatdi Website www.bmkg.go.id dan keterangan dari Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), Stasiun Klimatologi BIM Sumbar, Yudha Nugraha.
(BMKG) mencatat suhu udara sejak seminggu terakhir memang berkisar antara 27 hingga 30 derajat celsius, di siang hari. Tingkat kelembaban udara pada siang hari juga meningkat yakni mencapai 75 sampai 95 persen.
Yudha mengatakan, kondisi panas terik ini disebabkan adanya pergerakan awan menuju selatan Padang atau arah ke Pulau Jawa. Hal itu menyebabkan di atas Kota Padang tidak terlindungi awan sehingga sinar matahari langsung ke bumi.
“Ada pergerakan awan di Kota Padang menuju Pulau Jawa sehingga sinar matahari langsung ke bumi,” jelas Yudha.
Saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kondisi ini dan diperkirakan hanya terjadi beberapa hari, ulasnya mengakhiri. (Zaituni/bj)
Discussion about this post